Apa Itu Brain Rot? Istilah saat Kecanduan Nonton Konten Receh
15 April 2025
Di era digital seperti sekarang, kita dengan mudahnya mengakses berbagai jenis hiburan hanya dalam genggaman ponsel. Dari video TikTok yang absurd, meme acak yang tidak masuk akal, hingga konten viral yang membuat kita tertawa tanpa alasan, semuanya bisa kita konsumsi setiap hari. Tren ini memunculkan istilah baru yang ramai digunakan di kalangan gen Z dan gen Alpha, yaitu brain rot. Mungkin kamu bertanya-tanya apa itu brain rot dalam bahasa gaul, dan kenapa istilah ini semakin populer di media sosial?
Tak perlu bingung, simak penjelasan apa itu brain rot di bawah ini. Ada juga penyebab, ciri-ciri, dan tips mengatasi brain rot yang perlu kamu ketahui.
Pengertian Brain Rot
Apa itu brain rot? Secara harfiah, "brain rot" berarti "pembusukan otak". Namun, dalam konteks bahasa gaul, brain rot adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang terlalu sering mengonsumsi konten tidak berguna atau ‘receh’ hingga merasa otaknya ‘rusak’ secara kiasan.
Konten yang dianggap dapat menyebabkan brain rot pun beragam, mulai video pendek receh, meme absurd yang tidak jelas, video lipsync suara viral dengan ekspresi lebay, sampai video “prank” yang terlalu dibuat-buat. Namun, konten brain rot memiliki kesamaan sama, yaitu bersifat dangkal, tidak berkualitas, dan membuat orang ketagihan menontonnya.
Walaupun terdengar lucu, fenomena ini sebenarnya mencerminkan bagaimana kita bisa dengan mudah kecanduan hal-hal yang tidak bermanfaat hanya demi kesenangan instan. Akibatnya, kita jadi malas berpikir kritis dan sulit fokus pada hal-hal yang lebih produktif.
Penyebab Brain Rot
Setelah mengetahui apa itu brain rot, kamu juga harus tahu penyebab fenomena tersebut terjadi. Penyebab utama dari brain rot adalah paparan berlebihan terhadap konten yang dangkal atau tidak bermakna, terutama di platform, seperti TikTok, Instagram, atau Twitter (X).
Konten semacam ini mungkin menghibur, tetapi sering kali tidak memberikan manfaat jangka panjang. Bahkan banyak yang menonton video absurd berulang kali meskipun tidak mengingat apa pun setelahnya.
Fenomena ini menciptakan kenikmatan instan yang membuat otak ketagihan dopamin, yaitu zat kimia dalam otak yang memicu rasa senang. Sayangnya, dopamin dari konten receh ini cepat menghilang dan membuat kita ingin terus mencari lebih banyak.
Hal inilah yang bisa menyebabkan brain rot, karena kita jadi terbiasa mengonsumsi hal-hal instan daripada melakukan aktivitas yang memerlukan fokus atau pemikiran yang dalam.
Ciri-Ciri Kamu Mengalami Brain Rot
Setelah mengetahui apa itu brain rot, mungkin kamu ikut bertanya-tanya apakah ikut mengalami hal ini. Beberapa tanda umum brain rot antara lain adalah sulit fokus saat mengerjakan tugas atau bekerja, cepat bosan pada hal yang serius, serta merasa "kosong" setelah scroll media sosial terlalu lama.
Jika kamu merasa lebih senang menonton video lucu selama berjam-jam daripada menyelesaikan tugas atau membaca buku, bisa jadi kamu sedang mengalami brain rot.
Meski terlihat sepele, brain rot bisa berdampak buruk terhadap cara berpikir dan produktivitas kita. Saat otak terlalu sering diberi stimulus yang dangkal dan berulang, ia akan terbiasa untuk tidak berpikir mendalam.
Dalam jangka panjang, ini bisa membuat kita kesulitan mengambil keputusan penting, memahami hal yang kompleks, atau bahkan berempati terhadap orang lain. Pola pikir kita bisa jadi dangkal, cepat reaktif, dan tidak sabaran, karena terbiasa dengan stimulus cepat dan instan dari konten digital.
Tips Mengatasi Brain Rot
Penting untuk mulai menyadari seberapa besar waktu yang kita habiskan untuk konten-konten tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan kita sehari-hari. Untuk mengatasi brain rot, kamu bisa mulai dengan membatasi waktu penggunaan media sosial dan memilih konten yang lebih berkualitas.
Misalnya, mengganti beberapa menit scroll TikTok dengan menonton video edukatif atau mendengarkan podcast yang membahas topik menarik. Cara lainnya adalah istirahat dari sosial media secara berkala.
Kegiatan seperti membaca buku, menulis jurnal, atau sekadar berjalan-jalan tanpa gadget bisa membantu menyegarkan kembali otakmu.
Yang paling penting, belajar untuk memilah mana hiburan yang hanya bersifat pelarian sementara, dan mana yang bisa menambah wawasan serta bermanfaat dalam jangka panjang.
Hemat Kuota Sosmed dengan Paket BOOSTR Sosmed dari AXIS!
Apa itu brain rot? Dalam bahasa gaul, istilah ini berarti kondisi di mana seseorang terlalu banyak menyerap konten receh atau tidak penting, hingga membuat otak ‘mati rasa’ dan malas berpikir. Fenomena ini menjadi semakin umum di era digital yang penuh dengan hiburan instan.
Jika tidak disadari, brain rot bisa menurunkan kemampuan berpikir dan produktivitas kita. Oleh karena itu, penting untuk mulai lebih bijak dalam memilih konsumsi konten dan mengistirahatkan otak dari hiruk-pikuk dunia maya.
Takut kuota utama kamu habis karena seharian scroll konten receh di Instagram atau TikTok? Tenang aja! Ada
Paket BOOSTR Sosmed dari AXIS yang bisa kamu aktifkan mulai dari Rp1.050 saja. Dapatkan kuota tambahan khusus untuk aplikasi favoritmu, seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan Twitter (X). Lebih hemat, tetap eksis, dan kamu bisa bebas scrolling sepuasnya tanpa takut boros kuota!