Cara Mengatasi Short Attention Span dan Penyebabnya
21 April 2025
Pernah ngerasa ingin tetap produktif, tapi pikiran sudah ke mana-mana? Atau bahkan sering membuka smartphone tiap menit saat bekerja atau belajar? Bisa jadi kamu sedang mengalami short attention span.
Fenomena ini makin sering terjadi di era digital yang penuh distraksi. Nah, agar kamu bisa kembali fokus dan produktif, yuk kenali dulu apa itu short attention span, penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Apa Itu Short Attention Span?
Short attention span adalah kondisi yang menyebabkan seseorang sulit untuk fokus. Juga mudah terganggu dan terdistraksi ketika melakukan suatu aktivitas dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, kasus ini juga bisa dipengaruhi oleh kesehatan fisik, masalah mental, dan penggunaan media sosial yang berlebihan.
Situasi ini bisa berdampak buruk karena proses belajar seseorang bisa terhambat dan tidak produktif.
Penyebab Short Attention Span
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Short attention span bisa disebabkan oleh berbagai kondisi psikologis dan fisik.
Dilansir dari Healthline, ada beberapa kemungkinan penyebab short attention span yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Penyebab short attention span yang pertama adalah gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau ADHD. Gangguan ini biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak yang sering kali berlangsung hingga dewasa.
Orang dengan ADHD sering kali mengalami kesulitan untuk memperhatikan dan mengendalikan emosi mereka. Dalam beberapa kasus, anak-anak mungkin menghabiskan banyak waktu untuk melamun atau mungkin memiliki nilai yang buruk di sekolah.
Pada orang dewasa dengan ADHD, mereka mungkin sering berpindah-pindah pekerjaan dan mengalami masalah hubungan yang terus berulang.
Berikut ini merupakan gejala ADHD yang perlu kamu ketahui:
- Disorganisasi (tidak berurutan dan terencana)
- Kegelisahan dan kecemasan
- Masalah manajemen waktu
- Periode hiperfokus
- Kelupaan
2. Cedera Kepala
Masalah perhatian merupakan salah satu keluhan yang sering muncul setelah seseorang mengalami cedera otak. Cedera kepala mencakup segala jenis luka pada kepala, mulai dari kulit kepala, tengkorak, hingga otak.
Cedera kepala bisa berupa cedera terbuka maupun tertutup dan tingkat keparahannya bisa berbeda, seperti memar, benjolan ringan, atau cedera otak traumatis (TBI).
Selain itu, gegar otak dan patah tulang tengkorak juga termasuk jenis cedera kepala yang umum terjadi.
Gejala cedera kepala dapat meliputi:
- Perubahan kepribadian
- Gangguan penglihatan
- Kehilangan ingatan
- Kebingungan
- Sakit kepala
- Kejang
- Pusing
- Mual
3. Depresi
Salah satu gejela umum depresi, yaitu kesulitan berkonsentrasi. Depresi bisa membuat seseorang merasa sedih terus-menerus dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu disukai.
Adapun gejala-gejala depresi yang perlu kamu tahu, yaitu:
- Gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti nyeri tubuh dan sakit kepala
- Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak
- Kehilangan minat atau kesenangan
- Perasaan sedih dan putus asa
- Pikiran untuk bunuh diri
- Kelelahan yang ekstrem
- Menangis
4. Gangguan Belajar
Ketidakmampuan belajar adalah gangguan pada perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan dasar, seperti membaca dan menghitung.
Ada banyak jenis gangguan belajar yang berbeda, tapi yang sering terjadi, yaitu:
- Diskalkulia (kesulitan memahami konsep matematika dasar)
- Disgrafia (kesulitan menulis, mengeja, dan mengungkapkan isi pikiran ke dalam tulisan)
- Disleksia (kesulitan mengeja, membaca, dan menulis)
Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan belajar yang sering kali terjadi, di antaranya:
- Keterampilan membaca dan menulis yang buruk
- Kesulitan koordinasi mata dengan tangan
- Kesulitan mengikuti arahan
- Ingatan yang buruk
- Mudah terganggu
5. Autisme
Autism Spectrum Disorder atau Gangguan Spektrum Autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial, berperilaku, dan berkomunikasi.
Autisme biasanya didiagnosis sejak masa kanak-kanak, saat tanda dan gejalanya mulai terlihat.
Beberapa tanda-tanda autisme, yaitu:
- Kesulitan mengekspresikan kebutuhan atau perasaan
- Kesulitan berhubungan dengan orang lain
- Memiliki perilaku terbatas atau berulang
- Enggan untuk disentuh
6. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Penyebab short attention span yang terakhir adalah Post Traumatic Stress Disorder atau Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD).
Kondisi ini terjadi setelah seseorang menyaksikan atau mengalami peristiwa traumatis di masa lalu. Hal ini akan menyebabkan orang tersebut sulit untuk fokus dan berkonsentrasi.
PTSD bisa terjadi kepada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial tertentu.
Cara Mengatasi Short Attention Span
Berikut ini beberapa cara mengatasi short attention span untuk membantu meningkatkan fokus.
1. Mengunyah Permen Karet
Cara mengatasi short attention span yang pertama adalah mengunyah permen karet karena bisa meningkatkan fokus dan produktivitas saat bekerja. Selain itu, permen karet juga bisa membuatmu lebih rileks dan mengurangi stres.
Meskipun efeknya mungkin tidak bertahan lama, tapi bisa jadi solusi yang ideal untuk meningkatkan konsentrasi.
2. Minum Air yang Cukup
Hidrasi sangat penting bagi tubuh dan pikiran. Dehidrasi bisa mengganggu kemampuan berpikir dan fokus. Kamu sebaiknya minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi dan bisa tetap konsentrasi.
3. Olahraga
Manfaat olahraga sangat banyak, termasuk meningkatkan fokus. Selain itu, olahraga juga bisa membantu meningkatkan perhatian terutama bagi orang dengan ADHD.
Kamu bisa mencoba jalan jalan cepat selama 30 menit, empat atau lima kali dalam seminggu.
4. Meditasi
Meditasi melatih pikiran untuk lebih fokus dan mengelola pikiran yang mengganggu. Praktik ini juga bisa membantu membentuk kebiasaan positif, seperti pola pikir yang lebih tenang dan disiplin diri.
5. Buat Diri Tetap Terlibat
Kalau kamu sering kehilangan fokus saat meeting atau kuliah, cobalah untuk bertanya atau mencatat.
Mencatat dengan tangan lebih efektif untuk meningkatkan perhatian dibandingkan mengetik di laptop, yang justru bisa memicu distraksi.
6. Terapi Perilaku
Terapi perilaku membantu mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan yang kurang sehat atau merusak. Terapi perilaku kognitif (CBT) bisa efektif untuk mengatasi masalah kurang fokus pada orang dengan ADHD.
Atur Gaya Hidup Digitalmu dengan Paket Lifestyle dari AXIS
Itulah pengertian, penyebab, dan cara mengatasi short attention span yang perlu kamu ketahui. Setiap orang pasti pernah mengalami situasi yang membuat sulit untuk tetap fokus.
Kalau kondisi ini terus berlanjut sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Sesuaikan gaya hidup digitalmu dengan
Paket Lifestyle AXIS agar kamu bisa fokus, berkonsentrasi dan tetap produktif. Yuk, beli paket internet AXIS yang paling pas buat kamu lewat aplikasi
AXISNET!