Sejarah Hari Raya Nyepi bagi Umat Hindu di Indonesia
10 March 2025
Hari Raya Nyepi adalah salah satu perayaan keagamaan bagi umat Hindu yang kini juga menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Bali. Hal ini tentu tidak terlepas dari rangkaian kegiatan keagamaan yang dilakukan umat Hindu di Bali saat Nyepi.
Apalagi Hari Raya Nyepi sangat identik dengan suasana yang hening, sama seperti namanya. Lantas, sebenarnya bagaimana awal mula sejarah Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu di Bali?
Sejarah Hari Raya Nyepi di Bali
Sejarah Hari Raya Nyepi berawal ketika umat Hindu di Bali menggunakan sistem Kalender Saka pada tahun 78 Masehi. Secara umum, tujuan perayaan Hari Raya Nyepi adalah untuk penyucian dewa-dewa yang ada di samudra yang membawa intisari amerta air hidup. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pemujaan terhadap dewa-dewa.
Jadi, Nyepi bisa dipahami sebagai bentuk permohonan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Adapun kata Nyepi sendiri diambil dari sepi atau senyap.
Dalam melaksanakan Nyepi, umat Hindu di Bali wajib mematuhi empat pantangan atau yang disebut dengan Catur Barata Penyepian. Berikut ini adalah keempat pantangan tersebut.
- Amati Geni, yakni pantang menyalakan api, termasuk untuk memasak.
- Amati Karya, yakni pantang bekerja.
- Amati Lelungaan, yakni pantang bepergian.
- Amati Lelanguan, yakni pantang mencari hiburan.
Tradisi dan Upacara Adat untuk Menyambut Hari Raya Nyepi
Berbagai tradisi dan upacara adat yang dilakukan umat Hindu dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi adalah sebagai berikut.
1. Upacara Melasti
Ritual pertama yang sekaligus mengawali Hari Raya Nyepi adalah Melasti. Upacara adat ini dilakukan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan ibadah Nyepi.
Biasanya, ritual ini dilaksanakan di pura yang berada dekat dengan laut. Upacara Melasti sendiri akan berlangsung selama tiga atau empat hari sebelum ritual Nyepi diadakan.
2. Tawur Kesanga
Berikutnya, ada Tawur Kesanga atau Mecaru. Tradisi ini dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi dan setelah ritual Melasti selesai dilakukan.
Tak hanya umat Hindu di Bali, tradisi ini juga banyak dinantikan oleh wisatawan lokal maupun asing. Sebab, Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh yang berhasil menarik minat wisatawan di Bali.
Bagi masyarakat Hindu di Bali, ogoh-ogoh adalah representasi dari sifat buruk dan jahat manusia. Oleh sebab itu, di akhir perayaan, seluruh ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.
3. Upacara Ngembak Geni
Setelah dua rangkaian acara sebelumnya selesai, perayaan Nyepi di Bali akan ditutup dengan Ngembak Geni. Ritual ini dilakukan dengan saling berkunjung ke rumah sanak saudara atau disebut juga dengan dharma shanti.
Secara umum, ritual penutup ini juga bisa dipahami sebagai pertanda bagi tiap individu untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih. Biasanya, para pemuda juga akan melakukan omed-omedan, yakni festival saling mencium untuk mempererat keakraban antarumat Hindu.
Fakta Menarik tentang Hari Raya Nyepi di Bali
Sebagai hari raya keagamaan yang dilaksanakan selama 24 jam penuh, ternyata ada berbagai fakta menarik yang terjadi dalam perayaan Nyepi. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Mengurangi Pemanasan Global
Dari sisi sains dan lingkungan, perayaan Nyepi dapat memberikan dampak positif bagi bumi. Sebab, selama perayaan Nyepi, Pulau Bali tercatat berhasil menghemat energi listrik hingga 60% dibanding hari-hari biasa.
Jadi, bisa dikatakan bahwa perayaan Nyepi menjadi salah satu aksi nyata masyarakat Bali dalam mengurangi efek pemanasan global.
2. Dapat Menghemat hingga Satu Juta Liter Bahan Bakar
Adanya larangan untuk bepergian dan beraktivitas di luar rumah membuat masyarakat Bali tidak menggunakan kendaraan bermotor selaam 24 jam. Selama jangka waktu itu jugalah, diperkirakan ada sekitar satu juta liter bahan bakar yang berhasil dihemat.
3. Menginspirasi World Silent Day
Fakta menarik yang satu ini tentu juga bisa menjadi suatu kebanggaan bagi umat Hindu di Bali secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Bagaimana tidak?
Perayaan Nyepi di Bali ternyata menjadi inspirasi dilakukannya kampanye World Silent Day. Jadi, aksi berdiam diri yang dilakukan selama Nyepi membuat PBB menetapkan peringatan World Silent Day setiap tanggal 21 Maret.
Sudah Lebih Kenal dengan Peringatan Hari Raya Nyepi di Bali?
Hari Raya Nyepi adalah perayaan keagamaan bagi umat Hindu yang sangat spesial. Bukan hanya sebatas ritual keagamaan, tapi juga dapat menjadi sarana meditasi dan refleksi diri bagi tiap individu.
Biasanya, selama momen Nyepi, pemerintah Bali akan menonaktifkan jaringan internet untuk sementara itu. Namun, jika kamu ingin membagikan ucapan selamat Hari Raya Nyepi, tidak perlu khawatir.
Kamu bisa melakukannya beberapa hari sebelum perayaan puncak atau setelahnya. Dengan Paket Teng-Go dari AXIS, kamu bisa mendapatkan koneksi internet unlimited yang bisa di Play & Pause kapan aja.
Jadi, kamu bisa mengaktifkan paket ini sebelum dan sesudah Nyepi untuk update ke teman-teman di sosmed. Sedangkan saat momen puncak Nyepi, kamu bisa mematikan paket ini sementara waktu. Sangat menarik, bukan?
Sebab, kini kamu bisa lebih fleksibel dalam mengakses internet kapan pun dan di mana pun, sesuai kebutuhannya. Jadi, tunggu apalagi? Dapatkan
Paket Internet Teng-Go AXIS sekarang juga!