Menilik Makna Ogoh-Ogoh pada Hari Raya Nyepi di Bali
10 March 2025
Ogoh-ogoh merupakan patung berbentuk makhluk-makhluk dengan sosok menyeramkan, seperti raksasa. Patung ini hanya muncul setahun sekali, tepatnya sebelum perayaan puncak Hari Raya Nyepi. Makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi tentu menjadi hal yang menarik untuk digali.
Pasalnya, pawai ogoh-ogoh yang dilaksanakan sebelum momen puncak Nyepi bukan sekadar arak-arakan biasa. Ada makna mendalam di baliknya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Hindu di Bali.
Jika kamu tertarik ingin tahu lebih banyak tentang patung menyeramkan yang hanya ada saat Nyepi tersebut, simak ulasannya dalam artikel di bawah ini, ya.
Makna Ogoh-Ogoh pada Hari Raya Nyepi di Bali
Menurut sejarahnya, kata ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali, yakni "ogah-ogah" yang berarti sesuatu yang digoyang-goyangkan. Ogoh-ogoh sendiri lebih dikenal sebagai tradisi masyarakat Bali untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang diadakan sebelum momen puncak ibadah tersebut.
Sementara dari sisi seni, ogoh-ogoh termasuk seni patung yang berasal dari kebudayaan masyarakat Bali. Patung ini digunakan untuk menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Jadi, tak heran jika bentuknya sangat besar seperti raksasa dan terlihat menyeramkan.
Secara umum, makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi adalah mencerminkan sifat negatif manusia, seperti rakus, keji, dan lainnya. Namun, kamu juga bisa memaknai patung raksasa ini sebagai sarana mengekspresikan nilai-nilai religius serta ruang dan waktu sakral berdasarkan sastra agama Hindu.
Adapun pelaksanaan tradisi ogoh-ogoh ini biasanya diiringi dengan pawai. Menariknya, ternyata ada filosofi mendalam dari pelaksanaan pawai ogoh-ogoh ini, lho.
Filosofi dari pawai tersebut adalah agar manusia senantiasa saling menjaga alam dan sumber daya agar tidak merusak lingkungan sekitarnya. Umumnya, pawai ogoh-ogoh ini dilakukan dengan diarak keliling desa dari sore hingga malam hari.
Orang yang mengarak patung raksasa ini juga akan minum arak terlebih dahulu sebagai simbol sifat buruk dalam diri manusia. Berat patung yang dipikul selama mengarak nantinya akan diakhiri dengan ritual membakar ogoh-ogoh tersebut sampai habis.
Sejarah Ogoh-Ogoh pada Hari Raya Nyepi di Bali
Selain mengetahui makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi, kamu juga perlu tahu sejarah dari ritual arak-arakan patung raksasa ini. Menurut cerita sejarah yang beredar di masyarakat, ogoh-ogoh dimulai sejak zaman Dalem Balikang.
Namun, ada beberapa pendapat tentang kemunculan ogoh-ogoh ini. Jadi, ada yang mengatakan awal mulanya ogoh-ogoh digunakan untuk Upacara Pitra Yadnya.
Akan tetapi, ada juga yang berpendapat jika tradisi ini berawal dari peringatan Ngusaba Ngong-Nging di Desa Selat, Karangasem, Bali.
Informasi lain mengatakan jika tradisi ini sudah ada sejak tahun 1970-1980an yang masih dilestarikan hingga sekarang. Terlepas dari banyaknya perbedaan pendapat mengenai sejarahnya, masyarakat Bali hingga kini selalu merayakan tradisi ogoh-ogoh sebagai perayaan wajib menyambut Nyepi.
Menariknya, seiring dengan perkembangan zaman, bahan untuk membuat ogoh-ogoh kini semakin bervariasi. Jika dulunya ogoh-ogoh terbuat dari kerangka kayu atau bambu yang dibungkus kertas, maka kini banyak juga masyarakat Bali yang membuatnya dengan besi dan bambu yang dianyam, kemudian dibungkus dengan gabus dan dicat.
Pelaksanaan Tradisi Ogoh-Ogoh Sebelum Momen Puncak Nyepi
Saat ini, tradisi ogoh-ogoh dilaksanakan bersamaan dengan ritual Pengerupukan, yakni tradisi sebelum Hari Raya Nyepi yang masih ada hingga sekarang.
Selain pawai sambil membawa ogoh-ogoh, masyarakat Bali juga akan mengiringi pawai tersebut dengan irama gamelan khas Bali, yakni baleganjur patung.
Singkatnya, rangkaian acara pawai ogoh-ogoh para Hari Raya Nyepi di Bali adalah sebagai berikut.
- Para peserta upacara akan melakukan ritual minum-minuman keras tradisional atau arak sebelum acara dimulai.
- Ogoh-ogoh akan diarak menuju sema, yakni tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan saat pembakaran mayat. Setelah itu, ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa akan dibakar.
Kenali Makna Ogoh-Ogoh pada Hari Raya Nyepi sebagai Wujud Toleransi
Itulah makna ogoh-ogoh pada Hari Raya Nyepi dan sejarah singkatnya yang menarik untuk kamu ketahui. Selain menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Dewata, pawai ogoh-ogoh juga menjadi wujud toleransi antarumat beragama di Bali.
Bahkan arak-arakan patung raksasa ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat umum, meski bukan beragama Hindu.
Jika kamu berkesempatan untuk menyaksikan langsung pawai ogoh-ogoh menjelang Nyepi, maka wajib mengabadikan momen spesial tersebut, ya. Nantinya kamu bisa membagikan momen spesial pawai ogoh-ogoh dan upacara adat lain ke media sosialmu.
Sebelum itu, pastikan kamu sudah punya paket internet super kencang dan stabil agar bisa tetap eksis di media sosial kapan aja dan di mana aja. Kamu bisa pilih Paket AXIS OWSEM yang siap menemanimu upload foto tiap saat di media sosial, chatting sampai jari keriting, hingga streaming sampai pagi.
Mulai dari Rp40.000-an aja, kamu sudah bisa mendapatkan kuota utama dan kuota malam yang bisa digunakan kapan aja. Tertarik? Segera beli
Paket AXIS OWSEM di sini sekarang juga!