Fenomena Flexing, Harus Ikutan Atau Nggak?
19 July 2022
Belakangan ini flexing adalah istilah yang sering banget kita dengar. Biasanya sih ada di media sosial dan yang menggunakannya adalah para influencer, selebgram atau selebtwit. Kemudian istilah flexing mulai sering digunakan juga di TV. Sebenarnya apa sih flexing itu dan apa kita perlu ikut-ikutan? Yuk dapatkan infonya di sini.
Memahami Apa Itu Flexing
Flexing adalah memamerkan secara terang-terangan akan sesuatu yang kita punya. Bentuk flexing bisa macam-macam. Yang paling gampang dan makin sering kita lihat sih yang memamerkan barang yang dimiliki. Mulai dari sekedar baju mahal, koleksi sepatu mahal, tas mahal, jam tangan mahal, sampai mobil mewah yang harganya bikin mata orang kebanyakan terbelalak.
Bisa juga pamer kekayaan dalam bentuk yang lebih besar lagi, seperti pamer rumah. Flexing juga bisa dilakukan dengan pamer lifestyle alias gaya hidup. Misalnya selalu memperlihatkan kalau kita nongkrongnya di tempat-tempat mahal, sering liburan di luar negeri, atau menginap di hotel bintang lima di kamar yang paling mewah.
Flexing adalah gaya hidup juga bisa dilakukan dengan cara selalu berkumpul dengan orang-orang yang dianggap berasal dari kalangan atas. Entah itu selebriti, anak pejabat, atau anak-anak keluarga konglomerat. Jadi kita bisa memamerkan lingkungan pergaulan yang belum tentu bisa dimiliki orang lain.
Asal istilah Flexing
Sebenarnya kata flexing awalnya digunakan di dunia binaraga. flexing adalah membuat otot para atlet binaraga jadi makin terlihat dengan pose-pose yang biasa diperagakan saat kompetisi. Jadi flexing dalam binaraga adalah memamerkan otot. Dari sinilah akhirnya istilah flexing berkembang jadi pamer hal lain yang lebih mengarah ke ekonomi alias pamer kekayaan.
Flexing jadi lebih dikenal karena sering digunakan di lagu hip hop yang mendunia. Buat yang suka budaya hip hop, pasti tahu banget kalau artis hip hop suka banget pamer kekayaan. Biasanya mereka pakai perhiasan berukuran besar dalam jumlah banyak, misalnya kalung emas dengan berlian yang bertumpuk-tumpuk atau cincin berlian super besar yang harganya tak terbayangkan oleh orang kebanyakan.
Para artis hip hop ini juga suka pamer mobil mewah, bisa kita lihat di video klip mereka yang dipenuhi mobil mahal. Bisa juga pamer uang seperti adegan video klip hujan uang atau mengibas-ngibaskan uang. Atau pamer bahwa mereka selalu dikelilingi wanita cantik dan seksi setiap saat. Nyatanya, para artis hip hop yang super sukses memang bisa dengan mudah mendapatkan hal-hal yang dipertontonkan itu.
Ini dia contoh penggunaan kata flexing di lagu-lagu hip hop dan genre lainnya:
- “Ain’t gotta flex but I got it” dari lagu Flex (Ooh , Ooh, Ooh) oleh Rich Homie Quan
- “I’m on a lazy flex, I’m on a lady flex” dari lagu Flex oleh Borgore feat. Shay
- “...flexing dot his all day (flex), all day, all day, all day (flex)” dari lagu All Day (Flex) oleh Jay Park.
Kenapa Fenomena Flexing Viral?
Fenomena flexing adalah salah satu hal yang kian viral di media sosial. Tak sedikit orang yang menganggapnya luar biasa penting. Bahkan di China ada grup khusus influencer wanita yang menampilkan gaya hidup mewah setiap hari. Padahal semuanya hanya fiktif belaka. Aslinya mereka patungan dan bergantian menggunakan produk atau servis mewah yang mereka pamerkan di media sosial.
Bahkan kasus influencer muda Indonesia yang dikenal flexing dengan jargon “Murah banget!” pun ternyata hanya bualan saja. Sebenarnya kenapa sih fenomena flexing ini dilakukan banyak orang dan jadi viral? Ini dia beberapa alasannya:
1. Kebutuhan untuk Diakui
Flexing adalah perilaku seseorang yang memamerkan atau menunjukkan kekayaan atau kemewahan yang dimilikinya. Dengan flexing, banyak orang yang jadi lebih percaya diri. Mereka butuh diakui dan sayangnya, tak dapat dipungkiri orang akan lebih mengakui orang yang kondisi finansialnya berlebih. Semakin mewah barang yang kita pakai, orang akan memandang kita dengan lebih baik.
Sebenarnya ini ada baiknya juga, lho. Terutama bagi mereka yang berbisnis atau punya pekerjaan tertentu yang butuh penampilan meyakinkan. Kebanyakan orang akan lebih yakin dengan pebisnis yang tampilannya kece dan pakai produk mahal. Ini menunjukkan kesuksesannya. Tapi kalau hanya untuk diakui dalam pergaulan, penting nggak sih?
2. Punya Masalah Kepribadian
Orang yang punya masalah narsistik dan histrionik biasanya cenderung melakukan flexing. Narsis adalah mereka yang cenderung merasa diri mereka paling hebat. Cara menunjukkannya salah satunya dengan selalu pamer. Sedangkan histrionik adalah orang yang cenderung selalu mencari perhatian. Dengan flexing barang-barang mahal, jelas gampang banget menarik perhatian banyak orang.
3. Tekanan Sosial
Saat kita berada di lingkungan tertentu, terkadang memang akan merasa tertekan kalau tidak berada di level yang sama dengan orang di sekitar kita. Misalnya berada di lingkungan konglomerat yang segalanya serba mewah. Tentu kita juga ingin setara dengan mereka agar merasa tidak rendah diri.
Tekanan sosial ini bisa berasal dari lingkungannya. Jadi teman-teman yang konglomerat ini akan memandang kita rendah kalau tidak sanggup memakai barang yang mereka gunakan. Tapi tekanan sosial juga bisa berasal dari diri sendiri. Jadi orang-orang di sekitar kita tak masalah meski kita tak tampil mewah. Tapi kita sendiri yang merasa kurang kalau tak bisa tampil setara.
4. Menarik Perhatian Lawan Jenis
Alasan lain yang paling umum dari flexing adalah untuk menarik perhatian lawan jenis. Biasanya lawan jenis akan lebih mudah tertarik pada lawan jenis yang kondisinya sudah mapan dan sukses. Flexing juga bisa memperlihatkan kepercayaan diri mereka. Hanya saja kalau dilakukan secara berlebihan, tak menutup kemungkinan juga kalau lawan jenis bakal ilfil alias ilang feeling.
5. Strategi Marketing
Belakangan, fenomena flexing makin banyak digunakan sebagai strategi marketing. Entah itu untuk mempromosikan produk atau mempromosikan diri. Ini sebenarnya cara yang pintar dan positif selama nggak berlebihan. Kalau sudah sampai berbohong dan nggak sesuai dengan kenyataan, inilah yang jadi masalah. Selain berpotensi merusak produk yang dipromosikan, ini juga dapat merusak reputasi diri dengan mudah.
Harus Ikut-ikutan Flexing Nggak Sih?
Sebenarnya flexing adalah tingkat tertentu yang masih wajar itu bisa berdampak positif. Terutama bagi yang profesinya harus menampilkan diri. Misalnya pebisnis, influencer, motivator, dan lain sebagainya. Karena sekarang berbagai promosi dilakukan di media sosial, maka salah satu cara promosi yang mudah adalah flexing. Asalkan flexing yang dilakukan nggak berlebihan.
Tapi kalau sampai memperdaya orang yang menonton, jelas ini adalah bentuk flexing yang salah. Selain itu, flexing hanya untuk diterima dalam pergaulan juga nggak terlalu penting. Buat apa berada di lingkungan yang akan menerima kita hanya karena tingkat kekayaan saja? Lebih baik berada di lingkungan yang menerima kita apa adanya dan lebih bermanfaat.